Cerita dari Unit Layanan Terpadu ( ULT ) Kemendikbud
1. Persoalan linearitas ini sudah menggumpal dan amat mengganggu guru.
2. Guru-guru itu kerja keras depan kelas ..... dan aturan2 yg ada bukannya membantu mereka fokus pada pekerjaan tapi malah menjerat dan membuat mereka menderita.
3. Semua pimpinan dan aparat GTK harus cari cara utk memudahkan prosedur/ aturan bagi semua guru dlm mendapatkan haknya.
4. Perintahkan semua jajaran utk mengubah cara pandang, cara kerja dan semua (+setiap) tata aturan agar bertujuan membantu guru dan semua pengabdi di bidang pendidikan. Yang tidak siap berubah, beri aba-aba pada mereka untuk siap minggir dari barisan ... !
5. Cukup sudah kementrian ini jadi produsen keluhan, keluhan dan keluhan guru. Kementrian ini harus berubah, GTK harus berubah.
6. GTK harus mengayomi mereka yang mengabdi di ujung tombak. Bukan malah jadi produsen kekesalan, apalagi malah lepas tangan atau lempar tanggung-jawab. Jangan sekali-kali berlindung dengan menggunakan kata-kata "hanya menteri yang bisa mengubah kode mata pelajaran" ! Segera ubah semua kode, semua aturan yang tidak adil, yang tidak konsisten dengan kebijakan kurikulum dan semua kebijakan lain.
7. Segera lakukan langkah perubahan dan harus segera selesai. Jadikan ini prioritas utama dan harus SEGERA tuntas. Tuntas dalam arti yang sesungguhnya.
8. Saya tidak ingin dengar lagi keluhan sejenis !
Mohon betul2 ditindaklanjuti dan diselesaikan. Semoga di PSMK makin hari makin baik layanan kita kepada masyarakat :
Kepada
Yth Jajaran Pimpinan Kemdikbud
Assalamu'alaikum wr wb
Kemarin saya mampir ke Unit Layanan Terpadu di Gedung C. Saya tuliskan catatan kecil untuk jadi bahan refleksi dan susun langkah perubahan.
Begini ceritanya .....
"Inggih Pak, mboten napa-napa," jawab Ibu Mei. Iya tidak apa-apak Pak. Itu jawabnya saat saya minta maaf atas nama Kemdikbud.
Lalu saya tanya kenapa sampai pergi ke Jakarta. "Saya ini sudah 59 Pak. Tahun depan pensiun, kalau tahun ini ada masalah saya takut tidak bisa terima uang pensiun," Ibu Mei menjelaskan alasan kenapa ngurus ke Jakarta.
Itu cuma satu dari dua ratusan orang yang datang di hari jumat kemarin. Ibu guru itu bernama Ibu Mei, seorang guru TK dari Kec Mertoyudan, Kab. Magelang. Dia berangkat ke Jakarta ditemani putrinya yang tinggal di Semarang dan seorang staf Dinas Pendidikan Kab. Magelang.
Sesudah jumatan, saya berjalan melewati ULT. Tanpa sengaja, berpapasan lagi dengan mereka bertiga di selasar depan ULT.
Saya tanya apakah sudah beres, lalu putrinya menjawab, "tadi kami diminta oleh petugas ULT utk mengurus ke lantai 13 di Gedung D. Kami sudah ke sana lalu menunggu tapi petugasnya tidak ada."
"Sekarang mau kemana?" tanya saya. Putrinya kemudian menjawab, "kami mau ke Bandara, terlanjur beli tiket PP sore ini." Semua diam. Saya kaget, ya amat terkejut.
Bapak dan Ibu semua, seorang Ibu guru TK yg sudah amat senior dari pinggiran Kab Magelang telah habiskan uang untuk beli tiket pesawat Semarang-Jakarta PP dan terpaksa pulang dengan tangan hampa. Alasannya sederhana: petugas tidak di tempat.
Cukup sudah tempat ini jadi pangkal kekecewaan !!
Saya ajak mereka ke ruangan saya dan panggil petugas GTK untuk membereskan hingga tuntas.
Bapak dan Ibu, ini tidak seharusnya terjadi dan tidak boleh berulang. Saya tegaskan sekai lagi: TIDAK BOLEH BERULANG.
Saya akan ceritakan lagi pengalaman nyata, pengalaman kami yang pernah saya ceritakan pada Ibu dan Bapak sekaian saat kita bicara soal pelayanan pada guru beberapa bulan yang lalu.
Saat itu saya masih duduk di bangku SMA, saya mengantar almarhum Ayah ke Stasiun Tugu di Jogjakarta. Beliau berangkat naik KA Senja Utama ke Jakarta, akan mengurus soal kepangkatannya di Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Kami sekeluarga melepas dengan penuh harap bahwa kepangkatannya bisa beres. Beberapa hari kemudian, menjelang subuh saya menjemput di Stasiun Tugu lagi. Saat itu diceritakan bahwa urusannya tidak selesai karena pejabat yang berwenang sedang tidak di tempat dan yang lain tidak bisa memutuskan. Ya, sama persis. Pulang kampung dengan tangan hampa. Sebabnya sama: pejabat tidak ada di tempat.
Sekembalinya dari Jakarta, pagi itu juga ayah langsung mengajar lagi. Ruang kelasnya tidak boleh kosong terlalu lama.
Beberapa waktu kemudian, kami sekeluarga mengantar lagi ke Stasiun Tugu. Ayah berangkat lagi ke Jakarta untuk menuntaskan urusan kepegawaiannya, yang pada waktu itu, Beliau sudah lebih dari 25 tahun mengajar.
Bawa kopor dan tas dokumen, berisi semua berkas-berkas penunjang. Di perjalanan pulang dari stasiun, Ibu berguman sambil matanya berkaca-kaca, "Kasihan Abah, jadi korban perubahan aturan". Kami panggil Ayah dng sebutan sunda Abah. Saya tidak ingat detail aturannya tapi kami semua diam sambil berharap kali ini beres.
Datang harinya Beliau kembali ke Jogja. Saya jemput lagi di Stasiun Tugu subuh-subuh. Beliau membawa kabar, tidak bisa. Ikhtiar pengurusan pangkat itu hasilnya nihil.
Saya ingat, kita duduk mengitari meja makan mendengarkan cerita Beliau saat mengurus di Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Bawa map berisi dokumen, mengantri di ruang tunggu, hingga akhirnya ditemui Sang Pejabat. Detail cerita Beliau. Kita semua jadi geram dan kesal mendengarnya. Di akhir obrolan pagi itu, beliau mengatakan kira-kira begini, biarlah negara tidak mengakui masa kerja ini tapi yang penting ada di catatan Allah.
Hingga akhirnya hayatnya, pangkat Ayah tidak pernah bisa dituntaskan. Ayah mengajar lebih dari 40 tahun. Ribuan pernah jadi muridnya. Kebahagiannya didapat bukan dari selembar kertas pengakuan negara, tapi dari lembaran surat, kartu lebaran, atau silaturahmi bekas murid-muridnya.
Setiap melihat guru datang ke Kemdikbud mengurus kepangkatan, sertifikasi, NUPTK dll, saya membayangkan mereka kelak pulang ke rumah disomgsong oleh istri, suami dan anak-anak yang berharap dengar kabar baik, seperti keluarga kami dulu. Semua anggota keluarga menunggu kepulangan dengan penuh harap untuk sebuah urusan yang seharusnya tidak perlu terjadi.
Tugas mereka mengajar, mendidik, dan menginpsirasi. Tugas birokrasi pendidkkan adalah memudah mereka bekerja, bukan malah menyulitkan. Cukup sudah. Cukup kementrian ini jadi kontributor permasalahan administrasi tanpa akhir.
Bapak dan Ibu, Laporan dari BKLM tentang jumlah guru yang datang ke ULT Kemdikbud ini jangan pernah dipandang semata-mata sebagai data statistik untuk dianalisa.
Tiap angka itu adalah seorang manusia harapan keluarga. Mereka adalah pilar keluarga. Anak, istri atau suami menunggu penuh harap di kampung halaman. Mereka adalah pejuang yang telah lelah, telah berkeringat di garis depan, di depan kelas utk mendidik anak-anak kita.
Lunasi semua haknya. Permudah semua prosesnya. Manusiawikan kembali proses pengurusannya. Tuntaskan ini dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.
Di hari Sabtu siang, renungkan catatan ini. Bayangkan tiap kita berada di posisi para pencari kepastian, para Ibu dan Bapak guru yang datang ke ULT.
Awal minggu depan, saya akan siapkan surat instruksi resminya. Instruksinya: semua unit yang terkait dengan urusan data guru dan seputar pengurusan administrasi guru untuk menyiapkan rencana perombakan total. Penyederhanaan total. Segera siapkan utk menjalankan instruksi
Jika Bapak dan Ibu menemui kendala, ada yang menolak untuk berubah, ada yang tidak sanggup untuk mensederhanakan proses maka tegur dengan keras dan tegas. Beri aba-aba untuk minggir dari barisan !
CONTOH RPP K-13 EDISI REVISI 2016 MAPEL DASAR ELEKTRONIKA DAN DIGITAL
NAMA : EKO SUPRIYADI
|
No.
|
Kompetensi
Dasar
|
IPK
|
Indikator
Soal
|
No
Soal
|
BentukSoal
|
3.11
|
Memahami
dasar
elektronika
digital
|
· Menjelaskan Konversi
bilangan biner
· Menjelaskan Konversi
bilangan desimal,
· Menjelaskan Konversi
bilangan biner hexadesimal
· Menjelaskan
tentang aljabar Boole dan bagaimana kegu-naannya dalam rangkaian digital
· Menjelaskan
tentang KODE ASCII
· Menjelaskan gerbang logika dasar
AND Gate
· Menjelaskan gerbang logika dasar OR
Gate
· Menjelaskan gerbang logika
dasar NOT gate
· Menjelaskan gerbang logika dasar
NAND gate
· Menjelaskan gerbang logika dasar
NOR gate
· Menjelaskan gerbang logika dasar
EX-OR gate
· Menjelaskan gerbang logika dasar EX-NOR
gate
|
1.
Siswa dapat menjelaskan Konversi
bilangan biner
2.
Siswa dapat menjelaskan Konversi
bilangan Desimal
3.
Siswa dapat menjelaskan Konversi
bilangan Hexadesimal
4.
Siswa dapat menjelaskan tentang Aljabar Boole
5.
Siswa dapat memasangkan kode ASCII
6.
Siswa dapat menjelaskan Gerbang logika dasar AND Gate
7.
Siswa dapat menjelaskan Gerbang logika dasar OR Gate
8.
Siswa dapat menjelaskan Gerbang logika dasar NOT Gate
9.
Siswa dapat menjelaskan Gerbang logika dasar NAND Gate
10.
Siswa dapat menjelaskan Gerbang logika dasar NOR Gate
11.
Siswa dapat menjelaskan Gerbang logika dasar EX-OR
Gate
12.
Siswa dapat menjelaskan Gerbang logika dasar EX-NOR
Gate
|
1
2
3
9,10
4
3
7
2
1
6
5
|
Essay
Essay
Essay
PG
PG
PG
PG
PG
PG
PG
PG
|
Benar
|
Nilai
|
10
|
100
|
9
|
90
|
8
|
80
|
7
|
70
|
6
|
60
|
5
|
50
|
4
|
40
|
3
|
30
|
2
|
20
|
1
|
10
|
0
|
0
|
No.
|
Komponen
|
Indikator
|
Skor
|
|
1
|
2
|
3
|
4
|
|
I.
|
Persiapan Kerja
|
|||
1.1.
Menggunakan pakaian kerja
|
Menggunakan pakaian kerja yang
jelas memenuhi standar K3
|
4
|
||
Menggunakan pakaian kerja yang
cukup memenuhi standar K3
|
3
|
|||
Menggunakan
pakaian kerja yang kurang memenuhi standar K3
|
2
|
|||
Tidak
menggunakan pakaian kerja
|
1
|
|||
1.2. Mempersiapkan
alat
|
Memilih alat yang
tepat dan menempatkan dengan rapi dan aman
|
4
|
||
Memilih alat yang
tepat dan menempatkan dengan kurang rapi dan aman
|
3
|
|||
Memilih alat
kurang tepat dan menempatkan dengan kurang rapi dan aman
|
2
|
|||
Memilih alat tidak
tepat dan menempatkan dengan tidak rapi dan aman
|
1
|
|||
1.3. Mempersiapkan kom-ponen/bahan
|
Memilih
komponen/bahan sesuai dengan kebutuhan dan mampu mengetes kelayakannya
|
4
|
||
Memilih
komponen/bahan sesuai dengan kebutuhan dan kurang mampu mengetes kelayakannya
|
3
|
|||
Memilih
komponen/bahan kurang sesuai dengan kebutuhan dan kurang mampu mengetes
kelayakannya
|
2
|
|||
Memilih
komponen tidak sesuai dengan kebutuhan dan tidak mampu mengetes kelayakannya
|
1
|
|||
II
|
Proses (Sistematika dan CaraKerja)
|
|||
2.1. Membuat PCB rangkaian
|
||||
2.1.1. Membuat layout
|
Letak
komponen teratur, merata, dan tepat ukuran
|
4
|
||
Letak
komponen teratur, merata, dan kurang tepat ukuran
|
3
|
|||
Letak
komponen kurang teratur dan merata,serta kurang tepat ukuran
|
2
|
|||
Letak
komponen tidak teratur dan merata, serta tidak tepat ukuran
|
1
|
|||
2.1.2. Melarutkan
tembaga
|
Jalur
PCB utuh dan rapi
|
4
|
||
Jalur
PCB utuh dan kurang rapi
|
3
|
|||
Jalur
PCB sebagian kecil terkikis
|
2
|
|||
Jalur
PCB sebagian besar terkikis
|
1
|
|||
2.1.3 Membor
|
90 %
lubang tepat di tengah
|
4
|
||
80 %
lubang tepat di tengah
|
3
|
|||
70 %
lubang tepat di tengah
|
2
|
|||
≤ 69
% lubang tepat di tengah
|
1
|
|||
2.2. Perakitan dan Pemasangan Komponen
|
||||
2.2.1. Pemasangan
komponen
|
Pemasangan
komponen benar/tepat 100 %
|
4
|
||
Pemasangan
komponen benar/tepat 95 %
|
3
|
|||
Pemasangan
komponen benar/tepat 90 %
|
2
|
|||
Pemasangan
komponen benar/tepat ≤ 89 %
|
1
|
|||
2.2.2.
Penyolderan
|
Hasil
penyolderan sesuai standar 90 %
|
4
|
||
Hasil
penyolderan sesuai standar 80 %
|
3
|
|||
Hasil
penyolderan sesuai standar 70 %
|
2
|
|||
Hasil
penyolderan sesuai standar ≤ 69 %
|
1
|
|||
2.2.3. Kerapihan pemasangan
|
Komponen
teratur/rapi, dan benar letaknya
|
4
|
||
Komponen
kurang teratur/ rapi, dan benar letaknya
|
3
|
|||
Komponen
kurang teratur/rapi, dan sebagian kecil kurang tepat letaknya
|
2
|
|||
Komponen
tidak teratur, rapi, dan sebagian besar salah letaknya
|
1
|
|||
2.3. Instalasi Box dan Pengujian
|
||||
2.3.1. Keindahan
pemasangan
|
Pemasangan
tepat dan rapi
|
4
|
||
Pemasangan
tepat dan kurang rapi
|
3
|
|||
Pemasangan
kurang tepat dan kurang rapi
|
2
|
|||
Pemasangan
tidak tepat dan tidak rapi
|
1
|
|||
2.3.2. Hasil
pengukuran
|
Kesalahan
pengukuran ≤ 5 %
|
4
|
||
Kesalahan
pengukuran ≤ 10 %
|
3
|
|||
Kesalahan
pengukuran ≤ 20 %
|
2
|
|||
Kesalahan
pengukuran ≥ 21 %
|
1
|
|||
2.4. Penggunaan Alat ukur mengukur
|
||||
2.4.1.Kemampuan mengukur
|
Memilih
batas ukur dan membaca alat ukur dengan tepat
|
4
|
||
Tepat
memilih batas ukur dan kurang tepat membaca alat ukur
|
3
|
|||
Kurang
tepat memilih batas ukur dan membaca alat ukur
|
2
|
|||
Tidak
mampu memilih batas ukur dan membaca alat ukur
|
1
|
|||
III
|
Hasil Kerja
|
|||
3.1.
Alat Berfungsi
|
Berfungsi
baik, memenuhi standar teknis
|
4
|
||
Berfungsi
tetapi dengan sedikit cacat
|
3
|
|||
Berfungsi
kurang baik
|
2
|
|||
Tidak
berfungsi
|
1
|
|||
3.2.
Spesifikasi Alat
|
Pesawat bekerja
sesuai spesifikasi
|
4
|
||
Pesawat
bekerja dengan sedikit distorsi
|
3
|
|||
Pesawat
bekerja kurang sesuai spesifikasi
|
2
|
|||
Pesawat
tidak dapat bekerja
|
1
|
|||
3.3. Presentasi
dan Wawan-cara
|
Menguasai
materi, menggunakan bahasa baku dan benar, serta mandiri
|
4
|
||
Menguasai
materi, kurang mampu menggunakan bahasa baku dan benar, serta mandiri
|
3
|
|||
Kurang
mampu menguasai materi, kurang mampu menggunakan bahasa baku dan benar, serta
mandiri
|
2
|
|||
Tidak
menguasai materi, dan tidak mampu menggunakan bahasa baku dan benar.
|
1
|
|||
IV
|
Sikap Kerja
|
|||
4.1. Penggunaan
alat tangan dan alat ukur
|
Percaya
diri, cermat dan teliti, serta bertanggung jawab
|
4
|
||
Kurang
percaya diri, cermat dan teliti, serta bertanggung jawab
|
3
|
|||
Percaya
diri, kurang cermat dan teliti, serta bertanggung jawab
|
2
|
|||
Tidak
percaya diri, tidak cermat/teliti dan kurang bertanggung
|
1
|
|||
4.2. Keselamatan
kerja
|
Menggunakan
alat sesuai dengan fungsi dan memenuhi aspek K3
|
4
|
||
Menggunakan
alat sesuai fungsinya, tetapi kurang memenuhi aspek K3
|
3
|
|||
Menggunakan
alat sesuai fungsinya, tetapi tidak memenuhi aspek K3
|
2
|
|||
Menggunakan
alat tidak sesuai fungsinya dan tidak memenuhi aspek K3.
|
1
|
|||
V
|
Waktu
|
|||
5.1. Waktu
penyelesaian praktik
|
Selesai
lebih cepat dari waktu yang ditentukan
|
4
|
||
Selesai
tepat waktu
|
3
|
|||
Selesai
kurang tepat waktu
|
2
|
|||
Tidak
mampu menyelesaikan
|
1
|
|||
SMK KARYA
GUNA JAKARTA
|
DASAR-DASAR DIGITAL (GERBANG LOGIKA DASAR )
|
Kompetensi Dasar :
Dasar Listrik dan
Elektronika
|
Program : TAV
|
No Job : 01
|
|
Tingkat / Semester :
X / II (Dua)
|
Waktu : 200 menit
|
|
INPUT
|
OUTPUT
|
|
A
|
B
|
Q
|
0
|
0
|
|
0
|
1
|
|
1
|
0
|
|
1
|
1
|
|
INPUT
|
OUTPUT
|
|
A
|
B
|
Q
|
0
|
0
|
|
0
|
1
|
|
1
|
0
|
|
1
|
1
|
|
INPUT
|
OUTPUT
|
A
|
Q
|
0
|
|
1
|
|
INPUT
|
OUTPUT
|
|
A
|
B
|
Q
|
0
|
0
|
|
0
|
1
|
|
1
|
0
|
|
1
|
1
|
|
INPUT
|
OUTPUT
|
|
A
|
B
|
Q
|
0
|
0
|
|
0
|
1
|
|
1
|
0
|
|
1
|
1
|
|
INPUT
|
OUTPUT
|
|
A
|
B
|
Q
|
0
|
0
|
|
0
|
1
|
|
1
|
0
|
|
1
|
1
|
|
INPUT
|
OUTPUT
|
|
A
|
B
|
Q
|
0
|
0
|
|
0
|
1
|
|
1
|
0
|
|
1
|
1
|
|
INPUT
|
OUTPUT
|
|
A
|
B
|
Q
|
0
|
0
|
|
0
|
1
|
|
1
|
0
|
|
1
|
1
|
|
INPUT
|
OUTPUT
|
|
A
|
B
|
Q
|
0
|
0
|
|
0
|
1
|
|
1
|
0
|
|
1
|
1
|
No
|
Komponen/Sub
komponen Penilaian
|
Skor
|
1
|
2
|
|
I
|
Persiapan Kerja
|
|
-
Menggunakan pakaian kerja
|
||
-
Mempersiapkan alat
|
||
-
Mempersiapkan komponen/bahan
|
||
Jumlah :
|
||
II
|
Proses (Sistematika
& Cara Kerja)
|
|
Pengujian
dan Pengukuran
|
||
-
Kemampuan Menganalisa Jenis IC
|
||
-
Kemampuan Merakit berbagai Gerbang Dasar
Logika
|
||
-
Kemampuan Memasukkan Data Pada Hasil Percobaan
ke Dalam Tabel
|
||
Jumlah :
|
||
III
|
Hasil Kerja
|
|
-
Analisa Jenis IC
|
||
-
Merakit Rangkaian Gerbang Logika
|
||
-
Input Data Pada Tabel
|
||
Jumlah :
|
||
IV
|
Sikap Kerja
|
|
-
Menganalisa, Merakit, Memasukkan Data
|
||
-
Menggunakan Alat dan Bahan Praktek
|
||
Jumlah :
|
||
V
|
Waktu
|
|
-
Waktu penyelesaian praktik
|
||
Jumlah :
|
||
Jumlah Nilai Total Praktek Dasar-Dasar Digital (Gerbang Dasar Logika) :
|