Senin, 15 Juni 2015

PERBAIKI CARA PANDANG


PERBAIKI CARA PANDANG


Sobat Muslim...

Keliru dalam cara memandang sesuatu, akan menjadikan kita salah dalam melangkah.

A. Dunia Ke Bawah.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا نَظَرَ أَحَدُكُمْ إِلَى مَنْ فُضِّلَ عَلَيْهِ فِى الْمَالِ وَالْخَلْقِ ، فَلْيَنْظُرْ إِلَى مَنْ هُوَ أَسْفَلَ مِنْهُ

“Apabila seseorang dari kalian melihat orang yang dilebihkan dalam harta dan bentuk tubuh,

Maka hendaklah ia memandang orang yang berada di bawahnya…” (HR. Bukhari: 6490)

Dalam sabda beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam lainnya,

اُنْظُرُوْا إِلَى مَنْ هُوَ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَلاَ تَنْظُرُوْا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ فَإِنَّهُ أَجْدَرُ أَنْ لاَ تَزْدَرُوْا نِعْمَةَ اللهِ عَلَيْكُمْ

“Pandanglah orang yang berada di bawahmu (dalam harta dan dunia) dan janganlah engkau melihat orang yang berada di atasmu.

Demikian itu lebih patut, agar kalian tidak meremehkan nikmat Allah kepadamu…” (HR. al-Bukhari: 6490, Muslim: 2963)

B. Akhirat Ke Atas.

Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam,

لَا حَسَدَ إِلَّا فِي اثْنَتَيْنِ رَجُلٌ آتَاهُ اللَّهُ مَالًا فَسَلَّطَهُ عَلَى هَلَكَتِهِ فِي الْحَقِّ وَرَجُلٌ آتَاهُ اللَّهُ حِكْمَةً فَهُوَ يَقْضِي بِهَا وَيُعَلِّمُهَا

“Tidak boleh hasad melainkan kepada dua orang:

1. Seorang yang dikaruniakan Allah harta, lalu ia membelanjakannya dalam kebajikan.

2. Seorang yang Allah beri ilmu, maka ia memutuskan perkara dengan ilmu itu dan mengajarkannya..” (HR. Al-Bukhari: 73, Muslim: 816)

Pandanglah ke bawah dalam urusan dunia, agar kita bisa bersyukur…

Lihatlah ke atas dalam perkara akhirat, supaya kita tetap semangat…

Hasan al-Bashri rahimahullah berkata,

“Apabila engkau melihat seseorang mengunggulimu dalam urusan dunia, maka kalahkan ia dalam perkara akhirat…”


Sudah siap…?

Jumat, 12 Juni 2015

Rabu, 10 Juni 2015

Selasa, 09 Juni 2015

Perintah Mewaspadai Godaan Antara Laki-laki dan Wanita Walau Sedang Beribadah


Perintah Mewaspadai Godaan Antara Laki-laki dan Wanita Walau Sedang Beribadah


بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ


Asy-Syaikhul ‘Allaamah Ibnu Baz rahimahullah berkata,

وكان النساء في عهد النبي صلى الله عليه وسلم لا يختلطن بالرجال لا في المساجد ولا في الأسواق الاختلاط الذي ينهى عنه المصلحون اليوم ويرشد القرآن والسنة وعلماء الأمة إلى التحذير منه حذرا من فتنته، بل كان النساء في مسجده صلى الله عليه وسلم يصلين خلف الرجال في صفوف متأخرة عن الرجال وكان يقول صلى الله عليه وسلم: «خير صفوف الرجال أولها وشرها آخرها وخير صفوف النساء آخرها وشرها أولها» حذرا من افتتان آخر صفوف الرجال بأول صفوف النساء، وكان الرجال في عهده صلى الله عليه وسلم يؤمرون بالتريث في الانصراف حتى يمضي النساء ويخرجن من المسجد لئلا يختلط بهن الرجال في أبواب المساجد مع ما هم عليه جميعا رجالا ونساء من الإيمان والتقوى فكيف بحال من بعدهم، وكانت النساء ينهين أن يتحققن الطريق ويؤمرن بلزوم حافات الطريق حذرا من الاحتكاك بالرجال والفتنة بمماسة بعضهم بعضا عند السير في الطريق وأمر الله سبحانه نساء المؤمنين أن يدنين عليهن من جلابيبهن حتى يغطين بها زينتهن حذرا من الفتنة بهن، ونهاهن سبحانه عن إبداء زينتهن لغير من سمى الله سبحانه في كتابه العظيم حسما لأسباب الفتنة وترغيبا في أسباب العفة والبعد عن مظاهر الفساد والاختلاط

• Dahulu wanita di masa Nabi shallallahu’alaihi wa sallam tidak bercampur baur (ihktilat) dengan kaum lelaki, tidak di masjid-masjid, tidak pula di pasar-pasar, seperti campur baur di hari ini yang telah dilarang oleh orang-orang yang melakukan perbaikan dan dibimbing oleh Al-Qur’an, As-Sunnah dan ulama umat untuk men-tahdzir dari perbuatan tersebut demi menghindari fitnah (godaan antara lawan jenis).

• Bahkan dahulu para wanita di masjid Nabi shallallahu’alaihi wa sallam sholat di belakang kaum lelaki di shaf-shaf paling belakang kaum lelaki, dan Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,

خَيْرُ صُفُوفِ الرِّجَالِ أَوَّلُهَا، وَشَرُّهَا آخِرُهَا، وَخَيْرُ صُفُوفِ النِّسَاءِ آخِرُهَا، وَشَرُّهَا أَوَّلُهَا

“Sebaik-baik shaf laki-laki adalah yang paling depannya, sedangkan paling jeleknya adalah yang paling belakang, dan sebaik-baik shaf wanita adalah yang paling akhirnya, sedang yang paling jeleknya adalah yang paling depan.” [HR. Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu]

Hal itu demi berhati-hati dari godaan antara akhir shaf laki-laki dan awal shaf wanita.

• Dan dahulu kaum lelaki diperintahkan untuk tidak keluar masjid sampai kaum wanita pergi lebih dulu meninggalkan masjid, agar tidak bercampur baur di pintu-pintu masjid, padahal para sahabat semuanya baik laki-laki maupun wanita memiliki keimanan dan ketakwaan yang kuat, maka bagaimana lagi dengan generasi setelahnya yang lebih lemah iman dan takwanya?!

• Demikian pula kaum wanita dahulu dilarang berjalan dengan mendominasi jalanan, mereka diperintahkan untuk selalu berjalan di pinggir-pinggir jalan, agar tidak berpapasan dengan kaum lelaki dan tergoda karena saling bersentuhan antara satu dengan yang lainnya ketika berjalan di jalan.

• Dan Allah ta’ala memerintahkan terhadap wanita-wanita beriman untuk menutupkan jilbab-jilbab mereka ke seluruh tubuh mereka, sehingga mereka dapat menutup perhiasan-perhiasan mereka agar tidak menggoda.

• Dan Allah melarang kaum wanita untuk menampakkan perhiasan kepada selain mahram yang telah Allah sebutkan dalam kitab-Nya yang agung, untuk memutus sebab-sebab godaan dan motivasi untuk menempuh sebab-sebab penjagaan terhadap kesucian diri dan menjauhi penampilan yang merusak dan campur baur dengan kaum lelaki.


Wahai Muslimah, Jangan Mau Jadi Model Hijab!



Wahai Muslimah, Jangan Mau Jadi Model Hijab!

Jangan mau jadi model hijab yang justru tabarrujiy. Yang justru semakin menghias dan menarik pandangan bukan menutupi dan menundukkan pandangan.

Jangan mau jadi model hijab yang mesti bersolek lengkap dengan lipstik, bedak, eyeshadow dan lainnya sehingga nampak indah di hadapan semua orang, termasuk para lelaki. Apakah itu tujuan berhijab? Agar lebih dilihat lelaki ataukah agar aman dari pandangan lelaki?

Jangan mau jadi model hijab yang wajah cantiknya dinikmati semua orang yang melihat. Bagaimana para lelaki menundukkan pandangan jika engkau menarik pandangan mereka?

Jangan mau jadi model hijab yang mesti berpose imut, berpose gemulai, berpose anggun, berpose sensual, yang juga ‘menggoda’ semua orang termasuk para lelaki.

Jangan mau jadi model hijab yang mempertontonkan lekuk-lekuk tubuhnya. Padahal Rasulullah khawatir kaum muslimah terlihat lekuk tubuhnya. Lagipula, jika sekedar ditutup kain namun lekukannya diperlihatkan, apakah itu disebut menutup?

Jangan mau jadi model hijab yang berjalan berlenggak-lenggok di panggung catwalk, di panggung televisi dan acara lainnya. Tidakkah engkau takut termasuk hadits tentang orang-orang yang tidak mencium bau surga?

Wahai Muslimah, jangan mau jadi model hijab!





Senin, 08 Juni 2015

Rabu, 03 Juni 2015