Katanya cinta itu indah..
Namun kerap menyesakkan dada..
Waspada dalam melabuhkan cinta..
Bisa jadi kebencian tak berkesudahan...
A. Sewajarnya Saja.
Ubaid al-Kindi berkata,
“Aku mendengar Ali radhiyyallahu 'anhu berkata kepada
Ibnul Kawwa,
ﻫﻞ ﺗﺪﺭﻱ ﻣﺎ ﻗﺎﻝ ﺍﻷﻭﻝ..؟
“Tahukah engkau apa ucapan yang pertama kali
dikatakan..?”
ﺃﺣﺒﺐ ﺣﺒﻴﺒﻚ ﻫﻮﻧﺎ ﻣﺎ ﻋﺴﻰ ﺃﻥ ﻳﻜﻮﻥ ﺑﻐﻴﻀﻚ ﻳﻮﻣﺎ ﻣﺎ
“Cintailah orang yang engkau cintai dengan sewajarnya,
karena mungkin ia akan menjadi orang yang engkau benci suatu hari nanti..."
ﻭﺃﺑﻐﺾ ﺑﻐﻴﻀﻚ ﻫﻮﻧﺎ ﻣﺎ ﻋﺴﻰ ﺃﻥ ﻳﻜﻮﻥ ﺣﺒﻴﺒﻚ ﻳﻮﻣﺎ ﻣﺎ
"Bencilah orang yang engkau benci dengan sewajarnya,
sebab bisa jadi ia akan menjadi kecintaanmu suatu saat kelak...”
(Hasan lighairihi, Ghaayatul-Maram: 272, Shahih al-Adabul
Mufrad Albani)
B. Terlena Atau Petaka.
Umar bin Khaththab radhiyallahu 'anhu berkata,
ﻻ ﻳﻜﻦ ﺣﺒﻚ ﻛﻠﻔﺎ ﻭﻻ ﺑﻐﻀﻚ ﺗﻠﻔﺎ
“Janganlah cinta menjadikan keterlenaan bagimu,
Dan jangan pula kebencian menjadikan kehancuran
bagimu..."
Perawi bertanya, “Bagaimanakah itu terjadi..?”
Umar berkata,
ﺇﺫﺍ ﺃﺣﺒﺒﺖ ﻛﻠﻔﺖ ﻛﻠﻒ ﺍﻟﺼﺒﻲ ﻭﺇﺫﺍ ﺃﺑﻐﻀﺖ ﺃﺣﺒﺒﺖ ﻟﺼﺎﺣﺒﻚ ﺍﻟﺘﻠﻒ
“Bila mencintainya, maka engkau mencintai hingga terlena
seperti layaknya seorang anak kecil,,,
Dan bila membenci, engkau menginginkan kehancuran
baginya....”
(Shahih al-Adabul Mufrad al-Albani)
Jangan coba mencinta bila tak kuasa menahan derita..
Cinta memang manis namun kerap membuat hati menangis...
Hanya kecintaan kepada Allah dan karena Allah yang tak
pernah membuat kita kecewa.
@sahabatilmu
Dakwah Sunnah ®
وَاللّهُ أعلَم بِالصَّوَاب
0 comments:
Posting Komentar