Tampilkan postingan dengan label Islam. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Islam. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 05 Desember 2015

ETIKA PENGANTIN & PERGAULAN SUAMI ISTRI



ETIKA PENGANTIN & PERGAULAN SUAMI ISTRI

✏Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz rohimahulloh


💘1.    Merayu istri dan bercanda dengannya di saat santai berduaan. Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam selalu bercanda, tertawa dan merayu istri-istrinya.

💘2.    Meletakkan tangan di kepala istri dan mendo`akannya. Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda: “Apabila salah seorang kamu menikahi seorang wanita, maka hendaklah ia memegang ubun-ubunnya, dan bacalah bimillah lalu mohon berkahlah kepada Allah, dan hendaknya ia membaca: “(a Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu dari kebaikannya dan kebaikan sifat yang ada padanya; dan aku berlindung kepada-Mu dari keburukanya dan keburukan sifat yang ada padanya)” (HR. Abu Daud dan dihasankan oleh Al- Albani).

💘3.    Disunnahkan bagi kedua mempelai melakukan shalat dua raka`at bersama, karena hal tersebut dinukil dari kaum salaf.

💘4.    Membaca basmalah sebelum melakukan jima`. Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda: “Kalau sekiranya seorang di antara kamu hendak bersenggama dengan istrinya membaca : “(Dengan menyebut nama Alllah, ya Allah, jauhkanlah setan dari kami dan jauhkan syetan dari apa yang Engkau rizkikan kepada kami), maka sesungguhnya jika keduanya dikaruniai anak dari persenggamaannya itu, niscaya ia tidak akan dibahayakan oleh setan selama- lamanya” (Muttafaq alaih).

💘5.    Jika sang suami ingin bersenggama lagi, maka dianjurkan berwudhu terlebih dahulu, karena Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda: “Apabila salah seorang kamu telah bersetubuh dengan istrinya, lalu ingin mengulanginya kembali maka hendaklah ia berwudhu”. (HR. Muslim).

💘6.    Disunatkan bagi kedua suami istri berwudhu sebelum tidur sesudah melakukan jima`, karena hadits Aisyah menuturkan :”Adalah Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam apabila beliau hendak makan atau tidur sedangkan ia junub, maka beliau mencuci kemaluannya dan berwudhu sebagaimana wudhu untuk shalat” (Muttafaq’alaih).

💘7.    Haram bagi suami menyetubuhi istrinya di saat ia sedang haid atau menyetubuhi duburnya. Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda: Barangsiapa yang melakukan persetubuhan terhadap wanita haid atau wanita pada duburnya, atau datang kepada dukun (tukang sihir) lalu membenarkan apa yang dikatakannya, maka sesungguhnya ia telah kafir terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad”. (HR. Al-Arba`ah dan dishahihkan oleh Al-Alnbani).

💘8.    Haram bagi suami-istri menyebarkan tentang rahasia hubungan keduanya. Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda: “Sesungguh-nya manusia yang paling buruk kedudukannya di sisi Allah pada hari Kiamat adalah orang lelaki yang berhubungan dengan istrinya (jima`), kemudian ia menyebarkan rahasianya”. (HR. Muslim).

💘9.    Hendaknya masing-masing saling bergaul dengan baik, dan melaksanakan kewajiban masing-masing terhadap yang lain. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman yang artinya: “Dan para istri mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut yang ma`ruf”. (Al-Baqarah: 228).

💘10.    Hendaknya suami berlaku lembut dan bersikap baik terhadap istrinya dan mengajarkan sesuatu yang dipan-dang perlu tentang masalah agamanya, serta menekankan apa-apa yang diwajib Allah terhadapnya. Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam telah bersabda: “Ingatlah, berpesan baiklah selalu kepada istri, karena sesungguhnya mereka adalah tawanan disisi kalian....” (HR. Turmudzi dan dishahihkan oleh Al-Albani).

💘11.    Hendaknya istri selalu ta`at kepada suaminya sesuai kemampuannya asal bukan dalam hal kemaksiatan, dan hendaknya tidak mematuhi siapapun dari keluarganya bila tidak disukai oleh suami dan bertentangan dengan kehendaknya, dan hendaknya istri tidak menolak ajakan suami bila mengajaknya. Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda: “Apabila suami mengajak istrinya ke tempat tidutrnya lalu ia tidak memenuhi ajakannya, lalu sang suami tidur dalam keadaan marah kepadanya, maka malaikat melaknat wanita tersebut hingga pagi”. (Muttafaq alaih).

💘12.    Hendaknya suami berlaku adil terhadap istri-istrinya di dalam masalah- masalah yang harus bertindak adil. Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda: “Barangsiapa mempunyai dua istri, lalu ia lebih cenderung kepada salah satunya, niscaya ia datang di hari Kiamat kelak dalam keadaan sebelah badannya miring”. (HR. Abu Daud dan dishahihkan oleh Al-Albani).


📚Sumber: Ebook berjudul ETIKA KEHIDUPAN MUSLIM SEHARI-HARI, Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz (terjemah dari Al-Qismu Al-Ilmi,, penerbit Dar Al-Wathan),  Ebook compiled by Akhukum Fillah La Adri At Tilmidz



💠💠➡ # Ini berkahnya doa sebelum hubungan intim

Doanya seperti apa dulu?

Ini doanya yang diajarkan oleh Nabi:

اللَّهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ ، وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا

Bismillah Allahumma jannibnaasy syaithoona wa jannibisy syaithoona maa rozaqtanaa

[Dengan (menyebut) nama Allah, ya Allah jauhkanlah kami dari (gangguan) setan dan jauhkanlah setan dari rezki yang Engkau anugerahkan kepada kami]


✅Pertama: Mengikuti ajaran Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam, ini sudah merupakan berkah tersendiri.

✅Kedua: Setan tidak akan turut serta dalam hubungan intim tersebut karena di dalam do’a ini diawali dengan penyebutan “bismillah”.

✅Ketiga: Kebaikan do’a ini pun akan berpengaruh pada keturunan yang dihasilkan dari hubungan intim tersebut.

✅Keempat: Keturunan yang dihasilkan dari hubungan intim ini akan selamat dari berbagai gangguan setan.

---

HUBUNGAN INTIM JANGAN CUMA PAKAI NAFSU SAJA, BERADABLAH DENGAN CARA ISLAMI YANG NABI SHALLALLAHU 'ALAIHI WA SALLAM AJARKAN

BAHAYA RIYA (SYIRIK KECIL)


BAHAYA RIYA (SYIRIK KECIL)

                 ●┈»̶•̵̌✽ஜ1⃣3⃣ஜ✽•̵̌«̶┈●

Rasulullah ﷺ bersabda :

أَخْوَفُ مَا أَخَافُ عَلَيْكُمُ الشِّرْكُ الْأَصْغَرُ, فَسُئِلَ عَنْهُ فَقَالَ: الرِّيَاءُ.

📋 “Sesuatu yang paling aku khawatirkan terhadap kalian adalah syirik kecil.”
Ketika ditanya tentang (syirik kecil) itu, beliau menjawab, “Riya.”
(HR. Ahmad, Ath-Thabrany dan Al-Baihaqy)

Karena kesempurnaan belas kasih dan sayang beliau ﷺ kepada umatnya serta kesempurnaan tulusnya kebaikan kepada mereka, tidaklah ada suatu kebaikan, kecuali pastilah beliau telah tunjukkan hal itu kepada umatnya, dan tidaklah ada suatu kejelekan, kecuali pastilah beliau telah peringatkan umat darinya. Di antara kejelekan yang Rasulullah peringatkan adalah penampilan yang menampakkan ibadah kepada Allah dengan maksud untuk mendapatkan pujian dari manusia karena hal itu termasuk ke dalam syirik dalam ibadah -yang meskipun syirik kecil, bahayanya sangat besar- sebab hal itu bisa membatalkan amalan yang disertainya juga tatkala jiwa memiliki tabiat senang akan kepemimpinan dan mendapatkan kedudukan di hati-hati manusia, kecuali orang-orang yang Allah selamatkan. Oleh karena itu, jadilah riya sebagai perkara yang sangat dikhawatirkan terjadi pada orang-orang shalih -karena kuatnya dorongan ke arah hal tersebut-. Berbeda dengan dorongan untuk berbuat syirik besar, yang boleh jadi (dorongan tersebut) tidak ada di dalam hati orang-orang mukmin yang sempurna, atau (dorongan tersebut) lemah kalaupun ada.

📜⚜ Faedah Hadits :

➡1. Kekuatan rasa takut untuk terjatuh ke dalam syirik kecil. Hal itu ditinjau dari dua sisi:
🔖 a. Rasul ﷺ mengkhawatirkan terjadinya syirik tersebut dengan kekhawatiran yang sangat.
🔖 b. Rasul ﷺ mengkhawatirkan hal tersebut terhadap orang-orang shalih yang sempurna maka orang-orang yang (derajatnya) berada di bawah mereka tentu lebih dikhawatirkan untuk terjatuh ke dalam kesyirikan tersebut.

➡2. Besarnya kasih sayang beliau ﷺ kepada umatnya serta semangat beliau untuk memberi petunjuk dan nasihat kepada umatnya.

➡3. Bahwa kesyirikan terbagi menjadi syirik besar dan syirik kecil, -syirik besar berarti menyamakan sesuatu selain Allah dengan Allah dalam perkara-perkara yang menjadi kekhususan Allah, sedang syirik kecil adalah hal yang disebut dalam nash sebagai kesyirikan, tetapi tidak sampai pada derajat syirik besar-.

📭 Perbedaan antara keduanya adalah:

🔖 a. Syirik besar membatalkan seluruh amalan, sedangkan syirik kecil hanya membatalkan amalan yang sedang dikerjakan.
🔖 b. Syirik besar menjadikan pelakunya kekal di neraka, sedangkan syirik kecil tidak menjadikan pelakunya kekal di neraka.
🔖 c. Syirik besar menjadikan pelakunya keluar dari Islam, sedangkan syirik kecil tidak menjadikan pelakunya keluar dari Islam.

BERDZIKIR DENGAN MENYEBUT NAMA "ALLAH.. ALLAH..."


BERDZIKIR DENGAN MENYEBUT NAMA "ALLAH.. ALLAH..."

❓PERTANYAAN :
➖Kenapa kaum shufi lebih berpegang dengan dzikir menyebut lafal nama Allâh saja tanpa menyebut sifat² Allâh?
➖Kenapa kaum muslimin tidak mengerjakan dzikir dengan hanya menyebut lafal Allâh saja, namun mereka berdzikir kepada Allah dengan menyebut kalimat tauhid dan sifat² Allâh?
➖Kaum sufi beranggapan bahwa nama Allâh itu sendiri sudah memiliki nilai paling besar, sedangkan kaum muslimin berpendapat bahwa kalimat Lâ ilâha illallâh lah yang memiliki nilai terbesar.

💬 Al-Imam 'Abdul 'Aziz bin Bâz rahimahullâhu menjawab :
🔹Banyak ayat yang mulia dan hadits Nabi shallallahu alaihi wa sallam yang shahih menunjukkan bahwa ucapan paling baik adalah kalimat tauhid, yaitu Lâ ilâha illallâh.
🔹Sebagaimana dalam sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam :
الإيمان بضع وسبعون شعبة، فأفضلها قول لا إله إلا الله
"Iman itu memiliki cabang lebih dari tujuh puluh, yang paling utama adalah ucapan Lâ Ilâha illallâh."
🔹Nabi Shallallahu 'alaihi wa salam juga bersabda :
أحب الكلام إلى الله أربع؛ سبحان الله، ولا إله إلا الله، والله أكبر
"Perkataan yang paling dicintai oleh Allâh itu ada empat : subhânallâhi, alhamdulillâh, Lâ ilâha illallâh dan Allâhu Akbar."
🔹Allâh sendiri telah menyebutkan kalimat ini di pelbagai tempat di dalam kitab-Nya yang mulia. 🔸Diantaranya adalah firman-Nya Subhânahu :
شهد الله أنه لا إله إلا الله
"Allâh mempersaksikan bahwa tiada sesembahan yang berhak diibadahi kecuali Dia."
🔸Dan firman-Nya Azza wa Jalla :
فاعلم أنه لا إله إلا الله واستغفر لذنبك
"Ketahuilah, bahwa tiada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allâh, dan mohon ampunlah atas dosamu."
🔹Yang disyariatkan bagi seluruh kaum muslimin adalah berdzikir kepada allah dengan lafal : Lâ Ilâha illallâh, dan ditambah dengan lafal : Subhânallâhi, alhamdulillâh, Allâhu Akbar, dan Lâ haula wa lâ quwwata ill billâh.
🔹Semuanya ini termasuk perkataan yang baik dan disyariatkan.
🔹Adapun dzikir nya kaum shufi yang menyebut "Allâh Allâh", atau "Huwa Huwa", maka ini termasuk bid'ah dan tidak boleh mengerjakannya.
🔹Karena tidak dinukil dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dan tidak pula dari para sahabat Nabi radhiyallâhu' anhum, sehingga amal tsb adalah bid'ah berdasarkan sabda Nabi Shallallahu alaihi wa sallam :
من عمل عملا ليس عليه أمرنا فهو رد
Barangsiapa yang beramal (dalam ibadah) dengan suatu amalan yang tidak ada perintahnya dari kami, maka amalan tsb tertolak.
🔸Juga sabda Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam :
من أحدث في أمرنا هذا ما ليس منه فهو رد
Barangsiapa yang mengada²kan sesuatu di dalam urusan kami ini (ibadah) yang tidak ada tuntutannya maka tertolak. (Muttafaq' alaihi)
🔸Arti dari sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam : فهو رد yaitu مردود (tertolak), karena itu tdk boleh mengamalkannya dan tidak akan diterima.
🔹Tidaklah diperkenankan bagi orang Islam utk beribadah dengan syariat yang tidak Allâh syariatkan, dg dasar hadits sebelumnya. Dan juga yang semakna adalah firman Allâh Subhanahu yang mengingkari kaum musyrikin :
أم لهم شركاء شرعوا لهم من الدين ما لم يأذن به الله
"Apakah mereka memiliki sekutu² yang membuatkan syariat agama bagi mereka yang tidak diizinkan oleh Allâh."
🔹Semoga Allâh memberikan taufik-Nya bagi kita semua kepada perkara yang diridhai.
Wassalâmu 'alaikum warohmatullâhi wabarokâtuh.

Jumat, 30 Oktober 2015